Notulen ILK / 8 Januari 2015 / Tafsir Mimpi


No Tulen

Terserah kepada kita masing-masing, ingin memahami hakikat stimulus dan sumber kemunculan sebuah mimpi dari sudut pandang mana. Entah itu dari sudut mazhab psikodinamika Sigmunt Freud sesuai bukunya The Interpretation of Dreams, atau Call Young atau dari ahli tasawuf falsafi kelahiran Spanyol Ibnu Arabi, yang berkaitan dengan mata batin. Atau dari sisi pandang Utsman Najati yang membagi mimpi dalam ruya mimpi yang untuk menyingkap misteri alam gaib atau futuristik, dan ahlam mimpi yang sulit ditakwil. 

Ruya yang baik menurutnya, semua kabar gembira itu berasal dari Allah yang menyusahkan datang dari setan dan ada yang netral, yang disebabkan oleh perhatian manusia terhadap satu hal. 

Kita toh, mengenal ruya atau mimpi Nabi Ibrahim yang kemudian dari sana kita rayakan Idul Adha setiap tahun. 

Mimpi Nabi Yusuf 11 bintang, matahari dan rembulan yang bersujud kepadanya sebagai tanda kenabian. Atau mimpi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahwa suatu saat kelak, ia akan bisa kembali ke Mekah dan Masjidil Haram yang kemudian terwujud sebelum perdamaian Hudaibiyah. 

Jadi, silakan ingin memaknai mimpi semata sebagai apa asal tidak tenggelam dalam pusaran mistis apalagi kekufuran. 

Terakhir, meski rakyat Indonesia punya mimpi berjuta-juta masing-masing punya mimpi sendiri-sendiri, tapi jangan sekali-kali melupakan mimpi kita bersama yang sangat indah, yang terwujud dalam preambul UUD kita. Terwujudnya rakyat yang sejahtera, dan cerdas dalam kehidupan berbangsa. 

Bermimpilah setinggi langit kata Bung Karno, agar jika pun engaku jatuh, engkau hanya akan jatuh di antara bintang-bintang.

Related Posts:

    0 Response to " Notulen ILK / 8 Januari 2015 / Tafsir Mimpi"

    Posting Komentar