Notulen ILK / 7 Januari 2015 / Mubazir



No Tulen

Entah mengapa begitu banyak bertebaran peribahasa, kiasan dan tamsil di Negeri ini, yang ingatkan kita untuk tidak melakukan perbuatan sia-sia. Menggarami air di lautan, menunjukkan ilmu kepada orang yang menetak tidak peduli, menunggu lautan kering, menggantang asap, menggantang anak ayam, menghasta kain sarung, menunggu angin lalu, menjaring angin, menanam mumbang, menanam biji di atas batu, menangkap bayang-bayang, ibarat menyurat di atas air. Itu baru sebagian. 

Teringat kisah di tempat pesta nikahan, di mana semua orang memperlihatkan wajah bahagia kecuali satu kelompok yang bersedih pencuci piring. Mereka bersedih membayangkan andai piring-piring itu kosong-melompong, tidak dipenuhi makanan sisa yang diambil tapi tidak dimakan, mungkin anak-anak mereka di rumah bisa ikut berbahagia. Mungkin ratusan yatim akan bersujud syukur meski tak hadir, tapi bisa ikut dikirimi makanan pesta. Tak terbuang sia-sia, masuk ke tempat sampah. 

Jadi alangkah indahnya jika di undangan dan tempat pesta, tak cukup ada kalimat Mohon doa restu, tetapi juga Terima kasih untuk tidak mubazir. Apalagi kita tahu perbuatan sia-sia dilarang agama. Beruntunglah orang beriman, yang khusyuk dalam shalatnya, dan menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia. (Al-Mu’minuun ayat1 dan 3) 

Intinya, mubazir sepertinya tidak merugikan, tapi bermanfaat bila tidak dilakukan, berguna bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain. Di awal segment Kang Denny selalu mengatakan Ayo kita berpikir. Karena orang yang berpikir, tidak akan kikir, tapi juga tidak akan melakukan perbuatan mubazir. 

Related Posts:

    0 Response to "Notulen ILK / 7 Januari 2015 / Mubazir "

    Posting Komentar