No Tulen
Tadi Pak Komeng bertanya, kenapa Pak Jarwo di undang di tema malam ini. Karena kata Wakuncar, waktu kunjung pacar, sudah ada di era Pak Jarwo pacaran. Wakuncar, seangkatan dengan istilah Apel, doi atau doski, aje gile, manyala bob, gayanya ngejreng, juga suping dan prokem. Itu bahasa gaul anak muda di era 1966 dan 70-an. Pak Jarwo udah pacaran di tahun itu.
Anugerah terindah di muka bumi adalah cinta. Setiap orang diberkahi hati yang bergelimang cinta, dan sekaligus dianugerahi keinginan mencari cinta untuk disatu padukan dengan cinta yang ada di dirinya. Berbagai jalan ditempuh, salah satunya lewat pacaran.
Permasalahannya, kata Pak Jarwo, di era saat ini, anak muda pacaran dengan sangat PDA (Public Display Affection), pamer kemesraan di depan umum secara sangat full vulgar. Sehingga membuat orang jengah, dan di sekelilingnya merasa terganggu. Masih SMP sudah panggil mama-papa, bahkan tak malu tampil di layar kaca mengaku berpacaran ke luar negeri hanya berdua dengan pacarnya. Teramat vulgar mengafeksikan kemesraan di tempat umum.
Jadi pesannya malam ini, cinta itu sebenarnya bukan barang pajangan yang bisa dipamerkan, sedemikian murah dan vulgar. Apalagi saat belum diakadkan dalam satu sumpah suci pernikahan. Cinta itu tersimpan di hati dan terhubung antara satu hati dengan hati lainnya, abstrak, tapi terasa indahnya.
Dan buat yang lagi Wakuncar, suka kencan dan hobi PDA, ingat, Cinta yang dibaluri nafsu berahi, akan menjadi dahaga yang tak kunjung terobati.
Dan jangan alpa, cinta punya etika.
0 Response to "Notulen ILK / 8 November 2014 / Wakuncar"
Posting Komentar