No Tulen
Tuhan menciptakan pelangi tuk mewarnai angkasa dan menciptakan pemuda tuk mewarnai dunia kata Jarwo Kwat. Karenanya persis seperti kata Omesh dan Fitri Tropica, Jadilah pemuda yang mencintai dan bersumpah setia untuk negeri tercinta ini.
Indonesia, sepenggal surga yang dijatuhkan Tuhan ke muka bumi. Wajib rela, bukan sekadar sukarela untuk negara. Pemuda Indonesia, jangan mau tergerus arus. Jadilah arus. Dan sebagai pemuda, jadilah tulang punggung bangsa, bukan memunggungi dan membebani bangsa.
Caranya, Sederhana. Seperti tersirat dalam pernyataan teman-teman tadi. Daripada jadi tukang bully, lebih baik jadi pemuda-pemudi yang berbudi. Daripada tebar tawuran, jauh lebih mulia taburkan persaudaraan dan cinta kepada sesama insan. Daripada disumpahin rakyat, lebih baik bersumpah setia untuk terus mengawal keberagaman di negeri ini. Keberagaman itu indah, bukan untuk diseragamkan.
Karena ingat. Dalam Sumpah Pemuda, mengaku bertumpah darah yang satu, berbangsa yang satu, dan menjunjung bahasa persatuan Indonesia, adalah komitmen untuk memegang erat nilai-nilai Bhineka tunggal Ika.
0 Response to "Notulen ILK / 28 Oktober 2014 / Narasi Sumpah Pemuda"
Posting Komentar